Minggu, 14 Agustus 2011

, , , , ,

Kritik Atas Dakwah dengan Kekerasan

Oleh Syamsuddin Ramadhan

Sebagian kaum Muslim berpendapat, bahwa menegakkan Daulah Islamiyyah, mustahil bisa diwujudkan tanpa mengangkat senjata.    Mereka menyatakan bahwa kewajiban mengangkat senjata di depan penguasa fasiq, orang-orang kafir, maupun musyrik didukung oleh hujjah-hujjah sebagai berikut;
  1. Murtadnya Daulah dan penguasa negeri Islam.  Ini didasarkan pada kenyataan –setelah lenyapnya Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924, dan digantikannya seluruh hukum-hukum Islam dengan hukum-hukum kufur--, negara dan penguasanya telah murtad dari Islam.
, , , ,

Peran Politik Perempuan Dalam Islam


Oleh Muhammad Ismail Yusanto

Membincangkan masalah peran perempuan, khususnya di bidang politik, seperti tidak pernah kehabisan daya tarik. Apalagi di tengah-tengah arus globalisasi saat ini, dimana aksi tuntutan-tuntutan yang dilakukan oleh kaum perempuan di Barat sedikit banyak telah turut mempengaruhi kegerahan intelektual dan aksi perempuan di belahan bumi lain, termasuk di Indonesia.
Dalam aksi maupun diskusi tentang perempuan, agak terkesan selalu dimulai dari praanggapan bahwa perempuan berada pada lapis bawah (low-layer), tertindas, dan tidak berdaya dengan bukti faktual sederet kasus seperti soal TKW, PRT, buruh perempuan, eksploitasi perempuan dalam bisnis dan sebagainya, termasuk yang mengemuka di waktu-waktu terakhir ini adalah tuntutan kuota perempuan dalam parlemen.
, , , ,

Mengkaji Politik Perindustrian Dalam Islam


Oleh Fahmi Amhar

Pendahuluan
Di negeri-negeri muslim seperti Indonesia, ada beberapa persoalan perindustrian yang sering terangkat ke permukaan. Persoalan-persoalan ini dapat dikelompokkan dalam tiga besar:
Pertama teori bahwa perindustrian adalah kunci pertumbuhan ekonomi karena dianggap mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun di sisi lain, hal ini juga menyimpan resiko pada saat krisis ekonomi, seperti tampak dari kasus-kasus perburuhan akibat rasionalisasi atau penutupan pabrik-pabrik.

Sabtu, 13 Agustus 2011

, , , , ,

Aktivitas Politik Partai Islam


Oleh: Farid Wadjdi 


Hubungan antar politik dan Islam sering kali disalahartikan dikalangan kaum muslim. Hal ini tidak lain terjadi akibat semakin tercerabutnya kaum muslim dari pandangan hidup (mabda) Islam yang seharusnya dia pegang teguh. Kondisi ini diperparah dengan serangan budaya dan pemikiran Barat, yang kemudian membentuk pandangan muslim terhadap politik. Kemudian muncul paling tidak tiga pandangan tentang Islam dan politik. Pertama, menolak sama sekali, dengan alasan Islam memang tidak mengatur masalah politik; kedua, menerima bahwa Islam mengatur politik, namun hanya pada tingkat nilai dan substansi, bukan amalan praktis; dan yang ketiga menyatakan dengan tegas bahwa Islam mengatur masalah politik baik dari segi asas (fikrah) sampai turunan yang praktis (thariqah).

Selasa, 09 Agustus 2011

, , ,

Mengenal Hakikat Ashabiyah*

Oleh Ust. Syamsudin Ramadhan
Definisi ‘Ashabiyyah
          Secara literal, ‘ashabiyyah berasal dari kata ‘ashabah yang bermakna al-‘aqaarib min jihat al-ab (kerabat dari arah bapak).  Disebut demikian dikarenakan orang-orang Arab biasa menasabkan diri mereka kepada bapak (ayah),     dan ayahlah yang memimpin mereka, sekaligus melindungi mereka.  Adapun kata “al-‘ashabiyyah dan at-ta’ashshub” bermakna "al-muhaamat wa al-mudaafa’at” (saling menjaga dan melindungi).  Jika dinyatakan, “ta’ashshabnaa lahu wa ma’ahu” : nasharnaahu (kami menolongnya)”. [Imam Ibnu Mandzur, Lisaan al-‘Arab, juz 1/602] 

Selasa, 02 Agustus 2011

, , ,

Ramadhan Tanpa Khilafah

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Ada yang berbeda, ketika Ramadhan di bawah naungan Khilafah, dengan ketika Khilafah telah tiada. Tanpa Khilafah, bulan suci Ramadhan 1432 H yang mulia ini telah berubah. Di tangan umat yang telah mengalami kemunduran intelektual, bulan suci yang agung ini telah berubah dari bulan Perang Badar (17 Ramadhan 2 H), Pembebasan kota Makkah (20 Ramadhan 8 H), Pembebasan Sind, India (6 Ramadhan 92 H), Pembebasan Andalusia (awal Ramadhan 91 H), Pembebasan Shaqliyyah (9 Ramadhan 212 H), Pembaiatan Khalifah al-Qadir (11 Ramadhan 381 H), Perang ‘Ain Jalut (25 Ramadhan 658 H), Pembebasan Antiock (awal Ramadhan 666 H) dan bulan bekerja keras berubah menjadi bulan bermalas-malasan, hiburan, liburan dan jor-joran.
, , , , , ,

Negara Islam: Fakta Normatif Dan Empiris

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Ada sebagian intelektual yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah tidak pernah mewajibkan untuk mendirikan Negara Islam. Bahkan, ada yang menyatakan, bahwa Alquran dan Sunnah juga tidak pernah menyebut Negara Islam.
Pernyataan seperti ini bisa terjadi karena dua kemungkinan. Pertama, karena merasa tertuduh, terutama ketika Negara Islam telah menjadi monster yang menakutkan, sehingga takut. . Kedua, karena tidak tahu atau tidak menemukan, bahwa Negara Islam tersebut memang ada di dalam Alquran dan Sunnah.

Sabtu, 09 Juli 2011

, , , , , ,

Syariat Islam Rahmat Bagi Seluruh Manusia

Oleh Ustadz M Rahmat Kurnia

          Bila sebelum era 90-an pembicaraan tentang syariat Islam sangatlah ditabukan, kini syariat Islam mulai lagi menjadi wacana. Hal ini sangat logis, di satu sisi sistem kapitalisme yang kini diterapkan di dunia gagal memanusiakan manusia bahkan berhasil menciptakan kehidupan manusia sebagai kehidupan hewani di hutan belantara. Pada sisi lain, kesadaran umat untuk kembali berpegang teguh kepada ajaran Islam yang dianutnya semakin tumbuh. Sekalipun hal ini cukup menggembirakan, namun bukan berarti tanpa masalah. Salah satunya adalah perlu sosialisasi tentang makna syariat Islam yang dimaksud.