Selasa, 05 Juli 2011

, , , ,

Tiga Isu Utama Dakwah Islam

Oleh Ustadz MR Kurnia

Fokus Dakwah: Akidah, Khilafah, Dan Jihad

Dakwah merupakan aktivitas untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliah menuju cahaya Islam. Dakwah merupakan perkara yang amat penting. Karenanya, amat dapat dimengerti betapa kehidupan Nabi Saw adalah kehidupan dakwah. Banyak sekali persoalan yang dihadapi Nabi Saw dalam mengubah masyarakat. Namun, beliau memiliki fokus dalam aktivitas dakwahnya. Berkaitan dengan fokus dakwah ini, Allah SWT berfirman:


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Baqarah: 218).
Di dalam ayat tersebut Allah SWT menggambarkan realitas para sahabat yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah SWT dengan semata-mata mengharapkan balasan-Nya. Zat Yang Mahaperkasa menyatukan ketiga perkara yakni iman, hijrah, dan jihad sebagai sesuatu yang saling berkaitan. Hal ini ditunjukkan dengan digunakannya kata hubung wa (dan), bukan aw (atau).

Pertama: iman. Secara syari, iman berarti pembenaran yang pasti tanpa sedikit pun keraguan, sesuai dengan realitasnya, dan bersumber dari dalil. Iman sering disebut sebagai akidah islamiyah.

Kedua: hijrah. Hijrah menurut Imam Ibnu Katsir adalah meninggalkan suatu daerah dan sistem syirik (dâr asy-syirk) menuju daerah dan sistem iman (dâr al-îmân)[1]. Hijrah merupakan pemisah dua fase, yaitu fase pembangunan akidah (di Makkah) dan fase pembangunan pilar-pilar negara serta perlindungannya di Madinah. Hijrah merupakan titik tolak terbentuknya Daulah Islamiyah dan pengeluaran manusia dari kegelapan menuju cahaya. [2]

Lebih tegas lagi, hijrah adalah keluar dari suatu wilayah yang sistemnya kufur dan keamanannya di tangan kaum kafir (dâr al-kufr) masuk ke dalam sistem aturan Islam dan keamanannya berada di tangan kaum Muslim (dâr al-Islâm)[3]. Sejak berhijrah ke Madinah, Rasulullah Saw sebagai kepala negara menerapkan hukum-hukum Islam di tengah-tengah masyarakat. Beliau dan para sahabatnya menyeru siapapun yang masuk Islam untuk berpindah ke dâr al-muhâjirîn. Di dalam banyak hadis disebutkan bahwa bentuk dâr al-Islâm itu adalah Khilafah yang dipimpin Khalifah. Dialah yang mengurusi umat setelah wafatnya Nabi Saw. Beliau bersabda:
"Adalah Bani Israil, urusan mereka diurusi oleh para nabi. Ketika wafat seorang nabi, datanglah nabi yang lain. Sungguh, tidak ada nabi sesudahku, yang akan ada adalah para khalifah yang banyak." (HR. Bukhari)
Ketiga: jihad. Setelah menegakkan Pemerintahan Islam di Madinah, Nabi Saw diperintahkan berjihad. Secara syari, dari 26 kata jihad dalam surat-surat yang turun di Madinah dengan jelas menunjukkan makna perang. Karenanya, jihad merupakan pengerahan seluruh kemampuan untuk berperang di jalan Allah, baik secara langsung, dengan bantuan keuangan, pandangan (pemikiran), memperbanyak kuantitas (sawad) ataupun yang lain.[4] Jihad melindungi Islam dan kaum Muslim dari serbuan kaum kafir yang menghalang-halangi dakwah Islam secara fisik. Bangunan masyarakat yang ditegakkan di atas keimanan untuk menerapkan seluruh hukum-hukum Islam dan menyatukan kaum Muslim di bawah naungan Khilafah dijaga oleh semangat jihad untuk mengatasi hantaman musuh yang hendak memporak-porandakannya.

Berdasarkan ayat tersebut dan ayat-ayat senada lainnya (seperti QS. al-Anfâl: 72, 74, 75; QS. at-Taubah: 20; dan QS. al-Hajj: 58), Allah SWT menegaskan bahwa landasan dakwah Nabi Saw adalah: iman (akidah islamiyah), tujuannya mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliah menuju cahaya Islam; penerapan syariah di bawah naungan Khilafah; dan jihad fi sabilillah untuk mempertahankan dan menyebarluaskan akidah Islam hingga Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Karena itu, dakwah harus difokuskan pada tiga isu utama, yaitu: akidah, Khilafah, dan jihad.

Qâdhiyah Mashîriyah

Qâdhiyah mashîriyah
maknanya adalah perkara penting yang mengandung konsekuensi hidup atau mati.[5] Al-Quran dan as-Sunnah telah menetapkan perkara-perkara yang merupakan qâdhiyah mashîriyah. Perkara-perkara tersebut adalah:
  • Akidah Islam. Orang yang murtad diberikan dua pilihan, yakni bertobat atau mati setelah dibuktikan di pengadilan. Rasulullah Saw bersabda:
"Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah." (HR. Bukhari)
  • Kesatuan umat. Rasulullah Saw telah menjadikan kesatuan umat di bawah satu kepemimpinan Khalifah sebagai qâdhiyah mashîriyah (perkara utama) kaum Muslim. Siapa saja yang memporakporandakan kesatuan kaum Muslim alternatifnya hanya dua, kembali ke kesatuan umat sehingga tetap hidup, ataukah mati. Rasulullah Saw bersabda:
"Siapa saja yang membaiat seorang imam (khalifah) seraya memberikan tangannya dan buah hatinya, maka hendaklah ia menaatinya sekuat tenaga. Apabila datang orang lain memporakporandakannya maka penggallah leher orang tersebut." (HR. Muslim)
  • Memenangkan Islam. Ketika di Makkah, Rasulullah Saw memproklamirkan bahwa memenangkan Islam merupakan qâdhiyah mashiriyah. Ketika beliau di Makkah ditawari tahta, wanita, dan kekuasaan oleh kafir Quraisy dengan syarat menghentikan dakwah Islam, beliau tidak menghentikannya hingga Allah memenangkan Islam atau beliau binasa, bahkan andaikan mereka dapat mendatangkan matahari di tangan kanan dan bulan di tangan kiri beliau. Saat di Madinah beliau bersabda:
"Demi Allah, sungguh, aku akan senantiasa berjihad terhadap mereka di atas apa yang diutuskan Allah padaku, hingga Allah memenangkannya atau leher ini tergelincir." (HR. Ahmad)
Paparan di atas menunjukkan bahwa akidah Islam, menerapkan Islam dan menyatukan umat di bawah naungan Khilafah, serta jihad untuk memenangkan Islam ketika mendapatkan halangan fisik dari kaum imperialis merupakan qâdhiyah mashiriyah (perkara utama) kaum Muslim. Realitas ini semakin mengokohkan bahwa fokus dakwah adalah: akidah Islam, Khilafah, dan jihad fi sabilillah.

Persoalan umat demikian banyak; perlu fokus. Jika tidak, niscaya energi akan tersebar, tujuan pun semakin lama tercapai. Fokus dakwah pada tiga persoalan utama tersebut bukan berarti meninggalkan hal yang lain. Akan tetapi, aktivitas lain itu jangan sampai memalingkan dakwah dari arah utamanya.

Urgensi Tiga Fokus Utama Dakwah

Kebangkitan umat bergantung pada pemahamannya tentang manusia, alam semesta, dan kehidupan serta hubungan semua itu dengan keadaan sebelum dunia dan setelah dunia: dari mana manusia sebelum hidup di dunia; untuk apa manusia ketika hidup di dunia; dan akan kemana manusia setelah mati meninggalkan dunia?

Umat yang memahami bahwa hidup hanya di dunia semata akan berbeda dengan umat yang memahami bahwa nanti akan ada kehidupan di akhirat tetapi hidup di dunia tidak terkait dengan kehidupan akhirat. Lain lagi dengan umat yang memahami bahwa dia diciptakan Allah SWT di dunia untuk beribadah kepadanya dengan cara mengikuti aturan yang Dia turunkan, dan kelak akan hidup lagi di akhirat, dihisab, dan setiap amal akan dibalas.

Jawaban terhadap pertanyaan dasar di atas itulah akidah. Kekeliruan akidah akan menjadikan hidup salah arah. Umat yang akidahnya keliru akan berada dalam arah hidup menuju kenestapaan dunia dan akhirat. Berdasarkan hal ini, akidah merupakan perkara terpenting dalam perubahan masyarakat, bahkan dalam hidup. Lebih dari itu, Nabi saw. mengubah masyarakat jahiliah menjadi masyarakat Islam dilandasi oleh akidah islamiah.

Pada saat sekarang ini, akidah umat sedang dirasuki oleh akidah sekular. Keyakinan demikian tidak dapat hilang tanpa penanaman akidah Islam. Jadilah dakwah untuk menanamkan akidah Islam menjadi urgen.

Akidah Islam mengharuskan penganutnya terikat dengan seluruh aturan Islam yang dibawa oleh Nabi Saw (Lihat, misalnya, QS. an-Nisâ: 65). Karenanya, orang yang berpegang pada akidah Islam akan senantiasa terikat dengan aturan-aturan Islam. Keterikatan pada syariat Islam bukanlah karena takut oleh polisi atau penguasa, melainkan karena takut kepada Allah SWT. Hasilnya, aturan Islam yang digali dari al-Quran dan as-Sunnah yang diwahyukan oleh Allah SWT akan dilaksanakan dengan penuh kerelaan dan ketundukan serta dijaga dan dipelihara oleh masyarakat atas dasar keimanannya.

Realitas pun memastikan mutlaknya penerapan aturan Islam. Krisis multi-dimensional yang terjadi saat ini disebabkan karena tidak diterapkannya Islam. Sebagai contoh, akibat umat Islam tidak menerapkan Islam dalam sistem ekonomi maka ekonomi kapitalislah yang diterapkan. Akibatnya, terjadilah privatisasi barang milik umum; hak rakyat dirampas oleh pemilik modal; yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin akibat kezaliman sistem ekonomi tersebut. Kalaupun negara-negara kapitalis besar kelihatannya sejahtera, sebenarnya itu semu. Sebab, mereka sejahtera karena mengeruk kekayaan dan menjajah negeri-negeri Muslim secara ekonomi. Saat politik tidak diatur oleh aturan Islam, muncullah politik opurtunistik yang tidak lagi membela rakyat, melainkan sekadar kepentingan individual atau partai. Begitu juga dalam masalah lainnya. Benang merah dari semua itu adalah krisis multidimensional yang terjadi disebabkan oleh tidak diterapkannya aturan Islam. Jika itu akar persoalannya, maka pemecahannya adalah menerapkan secara total aturan Islam dalam setiap aspek kehidupan.

Penerapan aturan ini meniscayakan adanya kekuasaan dan sistem yang menerapkannya. Sistem ini adalah Daulah Islam atau Khilafah Islam. Tanpa Daulah Islam atau Khilafah Islam tidak mungkin syariat Islam dapat diterapkan secara kâffah. Itulah juga yang dipraktikkan Nabi Saw dan para sahabat beliau pada masa lalu.

Tantangan saat ini pun bersifat global, mendunia. Betapa cengkeraman negara kafir imperialis AS dan sekutunya di negeri Muslim Palestina, Afganistan, Filipina, Pattani, Irak, bahkan Malaysia dan Indonesia lewat tanpa penyelesaian. Negara yang bersifat kebangsaan semakin tampak lemah dan tidak dapat menyelesaikan banyak persoalan. Solusinya haruslah global. Kaum Muslim harus bersatu dalam satu kepemimpinan umum sedunia, yaitu Khilafah Islam. Teranglah, betapa urgen keberadaan Khilafah Islam.

Kini, ada negeri-negeri Muslim seperti Palestina dan Irak yang langsung dijajah secara militer. Untuk membebaskan negeri-negeri tersebut dari penjajahan, Islam menetapkan hukum jihad, yang terutama diwajibkan atas Khalifah. Begitu juga, kelak ketika Allah SWT memberikan kemenangan kepada kaum Muslim dengan tegaknya syariat Islam dan menyatunya negeri-negeri kaum Muslim. Jika kaum imperialis menggunakan senjata untuk menghancurkan kekuatan dunia baru tersebut maka Khalifah akan melindungi Islam dan umatnya dengan menyerukan jihad. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, maka ruh jihad dalam diri umat Islam perlu ditumbuhkan. Dengan ruh jihad, musuh-musuh Islam akan berpikir ulang untuk menjajah kaum Muslim.

Sosialisasi

Penyatuan isu dakwah tentang akidah Islam, Khilafah, dan jihad dapat diwujudkan dengan menanamkan pada umat Islam hakikat langkah menuju kebahagiaan hakiki. Secara umum, penting umat Islam menyadari hakikat kebahagiaan hakiki tersebut. Hakikat yang dimaksud adalah:
  1. Hidup ini adalah untuk meraih keridhaan Allah SWT.
  2. Keridhaan Allah SWT itu ada dalam ketaatan kepada-Nya yang didasarkan atas keimanan/akidah Islam.
  3. Ketaatan kepada Allah SWT hanya dapat terwujud dengan cara menerapkan seluruh aturan-aturan-Nya secara total (kâffah).
  4. Penerapan Islam kâffah hanya dapat terjadi dengan sempurna jika seluruh syariat Islam diterapkan di bawah naungan Khilafah.
  5. Khilafah adalah milik seluruh umat Islam. Karenanya, menjaga kelanggengan tegaknya Khilafah merupakan kewajiban seluruh umat Islam. Setiap Muslim sejatinya menjadi penjaga setiap celah Islam melalui dakwah dan jihad bersama dengan kepemimpinan umat Islam tersebut.
Tolok ukur keberhasilan dakwah dengan tiga fokus tersebut dapat dilihat dari munculnya kesadaran politik (wa'yu siyâsi) umat. Semakin banyak umat yang tersadarkan, dan semakin besar opini umum yang terbentuk, menunjukkan semakin berhasilnya dakwah tersebut. Pada sisi lain, semakin banyaknya proyek dari negara-negara besar terhadap para pengekornya untuk menentang opini yang dikembangkan itu merupakan indikasi lain keberhasilan dakwah three in one ini.

Wallâhu alam bi ash-shawâb. [dari majalah al-waie, Edisi 57]

Sumber:  http://www.facebook.com/note.php?note_id=133748926662120

0 komentar :

Posting Komentar